Kingdom Hearts - Unavailable

Model - Model Komunikasi

Model Laswell

Model komunikasi Laswell :
Who : Komunikator
In which channel : Wahana apa yang mendukung
Whom : Tujuan pesan
With what effect : Dampak/efek/perubahan sikap
Jika model komunikasi tersebut diterapkan dalam pembelajaran serta dikaitkan dengan mata kuliah desain pembelajaran tentang materi tujuan pembelajaran dengan teknik ABCD maka dapat dilihat dari contoh ilustrasi berikut :

Pada suatu kegiatan pembelajaran di kelas 10 SMA, dalam 2 jam pelajaran seorang guru mata pelajaran kimia sedang menjelaskan materi tentang unsur-unsur kimia dalam tabel periodik unsure dengan menampilkan presentasi dengan powerpoint untuk 1 jam pertama. Setelah ia menjelaskan materi tersebut ia kemudian menyuruh para muridnya untuk menghafal unsur-unsur golongan satu seperti dalam penjelasan tadi dalam waktu 1 jam pelajaran selanjutnya.

Dari ilustrasi diatas jika dikaitkan dengan model komunikasi Laswell, serta metode tujuan pembelajaran tipe ABCD maka diperoleh :
Who                             :           Guru Kimia sebagai komunikator

In which channel         :           Powerpoint sebagai media untuk menyampaikan materi,
Dalam hal ini powerpoint juga digunakan sebagai sarana (condition) (C) dalam pembuatan tujuan pembelajaran dengan ABCD.

Whom                         :           Siswa kelas 10 di dalam kelas, para siswa disini juga
termasuk kedalam (Audience) (A) dalam tujuan pembelajaran ABCD yaitu sebagai peserta didik.

With what effect         :           Siswa mampu mengerti serta mampu menyebutkan unsur-
unsur kimia seperti apa yang diperintahkanguru tersebut dalam waktu 1 jam pelajaran, dalam hal ini kemampuan siswa menghafal dan menyebutkan unsur-unsur kimia seperti apa yang diperintahkan masuk ke dalam (Behavior) (B) serta kemampuan siswa menghafal dan menyebutkannya dalam waktu 1 jam pelajaran masuk kedalam (Degree) (D) dalam pembuatan tujuan pembelajaran dengan teknik/metode ABCD.

 Model Edgar Dale


Dale dalam Kerucut Pengalaman Dale (Dale’s Cone Experience) mengatakan:
“hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar”. Pengalama langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba”.
Pembelajaran dikembangkan bila merujuk pada kerucut Edgar Dale diatas maka masuk pada seluruh bagian piramida Dale. Penguatannya pada bagian piramida terbawah yaitu benda tiruan dan pengalaman langsung melalui praktek.
Sedangkan Jarvish seperti gambar berikut, pengalaman terbentuk dari hasil interaksi seseorang dengan orang lain. Pengalaman juga merupakan umpan balik dari hasil refleksi pengalaman itu sendiri. Refleksi pengalaman akan membuat individu mampu mengkoreksi (peneliti: juga meredefinisi) apa yang diyakini sebelumnya. Hasil koreksi pun akan membentuk pengalaman baru setelah terjadi interaksi berikut dan berikutnya.
Pada gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
  •  Baca (10 %), Dengar (20%), lihat gambar (30%)
Pada tingkatan ini, penggambaran realitas secara langsung sebagai pengalaman yang kita temui pertama kalinya. Pembelajar masih sebagai partispan, sehingga tingkat pemahamannya pun masih sedikit.
  •  Diskusi (50%) dan Presentasi (70%)
Pada tingkatan ini, pembelajar sudah diberikan suatu bentuk permasalahan, sehingga pembelajar aktif berfikir tentang permasalahan tersebut. Pembelajar masih sebagai partisipan, karena masalah yang diberikan masih berupa permasalahan yang konkrit.
  •  Bermain peran, bersimulasi, melakukan hal nyata (90%)
Pada tingkatan ini, pembelajar sudah bertindak sebagai pengamat. Turun langsung dalam mengamati sebuah permasalahan. Sehingga tingkat pemahamannya pun lebih besar.

Model Schramm


Dari bentuknya, model komunikasi dasar terbagi menjadi 2,yaitu :
· Model komunikasi linear satu arah
· Model komunikasi sirkuler

MODEL-MODEL KOMUNIKASI LINEAR : SATU ARAH
          Model ini didasari paradigma stimulus-respon.Komunikan adalah makhluk pasif, menerima apapun yang disampaikan komunikator kepadanya. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pasif menerima pesan, pesan berlangsung searah dan relatif tanpa umpan balik, karena itu disebut linear. (Model Aristoteles,Model Laswell, Model Braddock,Model Shannon-Weaver)
MODEL-MODEL KOMUNIKASI SIRKULER : DUA ARAH
          Kedudukan komunikator dan komunikan relative setara. Munculnya paradigma baru ini merupakan pemisahan dari paradigma yang lama tentang komunikasi yang linear. Model sirkuler dikritik karena adanya kesamaan tingkat (equality)antara komunikator dan komunikan.(Model Schramm,Model De Fleur,Model Helical Dance)
Model Komunikasi Menurut Schramm;
Schramm membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu.
1. Model yang pertama mirip dengan model Shannon dan Weaver. Schramm menggunakan unsur source dan destination tapi tidak memunculkan transmitter dan receiver, yang ada adalah encoder (alat penyandi) dan decoder (alat penyandi balik). Menurut model ini, source boleh menjadi seorang individu atau organisasi, sinyalnya adalah bahasa dan destination-nya adalah pihak lain kepada siapa sinyal itu ditujukan.Dalam komunikasi lewat radio, encoder dapat berupa microphone dan decoder adalah earphone. Dalam komunikasi antarmanusia source dan encoder adalah satu orang sementara decoder dan destination pada sisi yang lainnya.
2. Dalam modelnya yang kedua, Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaran-lah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Itulah sebabnya pada modelnya yang kedua ia mulai menyatukan source (sumber) dengan encoder(alat penyandi) yang semula terpisah. Demikian pula halnya dengan decoder (alat penyandi balik) yang ditempelkan dengan destination (tujuan/sasaran). Selain itu, ia menambah unsur field of experience (bidang pengalaman) yang dimiliki kedua pelaku komunikasi. Source menyandi (encode) dan destination menyandi balik (decode) pesan berdasarkan pengalaman yang dimiliki masing-masing. Semakin besar luas bidang pengalaman source yang berhimpitan dengan bidang pengalaman destination, semakin mudah komunikasi dilakukan. Bila kedua bidang itu tidak bertautan atau sangat sedikit pertautannya artinya
3. Di Model ketiga, Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang melakukan fungsi encoder/encoding(menyandi), interpreter/interpreting (menafsirkan), decoder/ decoding (menyandi-balik), mentransmisikan dan menerima sinyal., Di sini kita melihat umpan balik(message) dan ”lingkaran” yang berkelanjutan untuk berbagi informasi.
          Pada model ketiga ini, Schramm bekerjasama dengan Osgood sehingga dikenal sebagai model sirkular Osgood dan Schramm (The Osgood and Schramm Circular Model) Menurut Schramm seperti ditunjukan pada model ini, jelas bahwa setiap orang dalam proses komunikasi dapat sekaligus sebagai encoder dan decoder yang secara konstan menyandi balik tanda-tanda disekitar kita. Memberikan kode bisa juga disebut chanel, sedangkan proses kembali pesan tersebut disebut feedback atau umpan balik yang memainkan peran sangat penting dalam komunikasi. Karena itu memberi tahu kita bagaimana pesan yang kita tafsirkan baik dalam bentuk kata-kata sebagai jawaban, anggukan kepala, gelengan kepala, salah satu alis yang dinaikan dan sebagainya. Begitu juga dalam surat pembaca di media cetak seperti surat kabar. Surat pembaca ditujukan kepada redaksi sebagai protes atas editorial yang ditulis pada surat kabar tersebut ataupun tepuk tangan pendengar ceramah.


No comments:

Post a Comment