Kingdom Hearts - Unavailable

Komunikasi Antar Kelompok

Umumnya, disepakati bahwa jika jumlah pelaku komunikasi lebih dari tiga orang, cenderung dianggap komunikasi kelompok atau lazim disebut komunikasi kelompok saja. Sedangkan, komunikasi kelompok besar biasa disebut sebagai komunikasi public atau komunikasi massa. Jumlah manusia pelaku komunikasi dalam komunikasi kelompok, besar atau kecilnya, tidak ditentukan secara matematis, tetapi bergantung pada ikatan  emosioanal pada anggotanya.
Dalam komunikasi kelompok, komunikator relatif mengenal komunikan, dan demikian juga antar komunikan. Bentuk komunikasi kelompok kecil, misalnya pertemuan, rapat, dan lain-lain. Komunikasi kelompok kecil pasti melibatkan komunikasi antar pribadi sehingga teori komunikasi antar pribadi juga berlaku disini. Umpan balik yang dapat diterima dengan segera menentukan penyampaian pesan berikutnya. Namun, pesan relatif lebih terstruktur daripada komunikasi antarpribadi, bersifat formal maupun informal. Komunikasi kelompok sering kita temui dalam keluarga, tetangga, teman dan kerabat, atau kelompok diskusi. Komunikasi kelompok dapat terjadi didalam kelompok dan juga antar-kelompok.
Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak. Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok itu kacil, komunikasi yang berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil (smaal group communicaton) : jika jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar dinamakan komunikasi kelompok besar (large group communication).
Sehubungan dengan itu sering timbul pertanyaan, yang termasuk komunikasi kecil itu jumlah komunikannya berapa orang, demikian komunikasi kelompok besar.[2] Apakah 100 orang atau 200 orang termasuk kelompok kecil atau kelompok besar ? secara teoritis dalam komunikasi untuk membedakan komunikasi kelompok kecil dari komunikasi kelompok besar tidak didasarkan pada jumlah komunikan dan hitungan secara matematik, melainkan pada kualitas proses komunikasi.
Pengertian kelompok disitu tidak berdasarkan pengertian psikologi melainkan pengertian komunikologis, misalnya sejumlah kecil orang-orang yang sedang mendengarkan pidato tukang obat di pasar, secara psikologis bukan merupakan kelompok, melainkan kerumunan orang yang berkumpul bersama-sama untuk sesaat. Bagi ilmu komunikasi kelompok, sejumlah orang yang menjadi komunikan.
Apakah itu komunikasi kelompok kecil atau komunikasi kelompok besar bergantung pada kualitas proses komunikasi. Karekteristik yang membedakan komunikasi kelompok kecil dan kelompok besar dapat dikaji dalam paparan berikut ini :

a.    Komunikasi Kelompok Kecil 
Komunikasi kelompok kecil( small/ micro group communication) adalah komunikasi yang :
  • Ditujukan kepada kognisi komunikan
  • Prosesnya berlangsung secara dialogis
Dalam komunikasi kelompok kecil komunikator menunjukkan pesan kepada benak atau pikiran komunikan, misalnya : kuliah, ceramah, diskusi, seminar, rapat, dan lain-lain. Dalam situasi komuikasi seperti itu berperan penting. Komunikan akan dapat menilai. Logis tidaknya untuk komunikator.
Ciri yang kedua dari komunikasi kelompok kecil ialah bahwa prosesnya berlangsung secara dialogis, tidak linear, melainkan sirkular. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, biasa bertanya jika tidak mengerti, dapat menyanggah bila tidak setuju, dan lain sebaginya.
Dalam kehidupan sehari-hari begitu banyak jenis komunikasi kelompok kecil antara lain : seperti telah di singgung di atas, seperti rapat (rapat kerja, rapat pimpinan, rapat mingguan), kuliah, ceramah, brifing penataran, loka-karya, diskusi, panel, forum, simposium, seminar, konferensi kongres, curah saran (brainstorming), dan lain-lain.

b.   Komunikasi Kelompok Besar
Sebagai kebalikan dari komunikasi kelompok kecil, komunikasi kelompok besar (large/ macro group communication) adalah komunikasi yang :
  • Ditujukan kepada efeksi komunikan
  • Prosesnya berlangsung secara linear
Pesan yang disampaikan oleh komunikator dalam situasi komunikasi kelompok besar, ditujukan kepada efeksi komunikan, kepada hatinya atau kepada perasaannya, contoh untuk komunikasi kelompok besar adalah misalnya rapat raksasa di sebuah lapangan. Jika komunikan pada komunikasi kelompok kecil umumnya bersifat homogeny (antara lain sekelompok orang yang sama jenis kelaminnya, sama pendidikannya, sama status sosialnya), maka komunikan pada komunikasi kelompok besar umumnya bersifat heterogen : mereka terdiri dari individu-individu yang beraneka ragam dalam jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, agama, dan lain sebagainya.
Mereka yang heterogen dalam jumlah yang relatif sangat banyak dan berada disuatu tempat seperti disebuah lapangan seperti itu, dalam psikologi disebut massa yang dipelajari oleh psikologi massa. Dalam situasi seperti itu, khalayak yang diterpa suatu pesan komunikasi masa menanggapinya lebih banyak dengan perasaan ketimbang pikiran. Mereka tidak sempat bepikir logis tidaknya pesan komunikator yang disampaikan kepadanya. Oleh karena pikiran didominasi oleh perasaan, maka dalam situasi kelompok besar terjadi apa yang dinamakan “cointagoin mentale” yang berarti wabah mental. Seperti halnya dengan wabah yang cepat menjalar, maka dalam situasi komunikasi seperti itu jika satu orang menyatakan sesuatu akan segera diikuti oleh anggota kelompok lainnya secara serentak dengan serempak. Misalnya orang yang berteriak : “ hidup bapak pembangunan “, diikuti oleh seluruh khalayak secara serentak.
Komunikator yang muncul dalam situasi kelompok besar yang menghadapi massa rakyat dinamakan orator atau retor, yang mahir memukau khalayak. Ia menyampaikan pesannya dengan suara keras dan lantang, nadanya bergelombang, tidak monoton, dan kata-katanya bombass. Khalayak tidak diajak berpikir logis, melainkan perasaan gairah seperti halnya dengan pidato Hilter di Studium Neurenberg semacam perang Dunia II, dalam situasi komunikasi seperti itu terjadi apa yang disebut atau penjalaran semangat yang bernyala-nyala, sejenis histeris atau hiptonis secara kolektif mempengaruhi pikiran dan tindakan.
Proses komunikasi kelompok besar bersifat linear, satu arah dari yang satu ke titik lain, dari komunikator ke komunikan. Tidak seperti komunikasi kelompok kecil yang seperti telah diterangkan tadi secara langsung secara sirkular, dialogis, bertanya jawab. Dalam pidato di lapangan amat kecil kemungkinannya terjadi dialog antara seorang orator dengan salah seorang khalayak massa.

Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi antarbudaya (intercultural communication) adalah proses pertukaran pikiran dan makna antara orang-orang berbeda budaya. Ketika komunikasi terjadi antara orang-orang berbeda bangsa, kelompok ras, atau komunitas bahasa, komunikasi tersebut disebut komunikasi antarbudaya. Komunikasi antarbudaya pada dasarnya mengkaji bagaimana budaya berpengaruh terhadap aktivitas komunikasi: apa makna pesan verbal dan nonverbal menurut budaya-budaya bersangkutan, apa yang layak dikomunikasikan, bagaimana cara mengkomunikasikannya (verbal nonverbal), kapan mengkomunikasikannya

Komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah anggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota suatu budaya yang lainnya. Dalam keadaan demikian, kita segera dihadapkan  kepada masalah-masalah penyandian pesan, di mana dalam situasi komunikasi suatu pesan disandi dalam suatu budaya dan harus disandi balik dalam budaya lain.

Fungsi Komunikasi Antar Budaya

Secara khusus, fungsi komunikasi antarbudaya adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika kita memasuki wilayah (derah) orang lain kita dihadapkn dengan orang-orang yang sedikit atau banyak berbeda dengan kita dari berbagai aspek (sosial, budaya, ekonomi, status, dan lain-lain). Pada waktu itu pula kita dihadapkan dengan ketidakpastian dan ambiguitas dalam komunikasi.  Untuk mengurangi ketidakpastian seseorang melakukan prediksi sehingga komunikasi bisa berjalan efektif.

Usaha untuk mengurangi tingkat ketidakpastian itu dapat dilakukan melalui tiga tahap interaksi, yakni:
 
1.   Pra-kontak atau tahap pembentukan kesan melalui simbol verbal maupun nonverbal (apakah komunikan suka berkomunikasi atau menghindari komunikasi).
2.   Initial contact and imppresion, yakni tanggapan lanjutan atas kesan yang muncul dari kontak awal tersebut; misalnya anda bertanya pada diri sendiri; Apakah saya seperti dia ?  Apakah dia mengerti saya ?  Apakah saya rugi waktu kalau berkomunikasi dengan dia ?
3.   Closure, mulai membuka diri anda sdendiri yang semula tertutup melalui atribusi dan pengembangan kepribadian implisit. Menurut Johnson (dalam Supratiknya, 1995:14), pembukaan diri memiliki dua sisi, yaitu bersikap terbuka kepada yang lain dan bersikap terbuka bagi yang lain. Kedua proses tersebut dapat berjalan secara serentak antara kedua belah pihak sehingga  membuahkan relasi yang terbuka antara kita dengan orang lain.
 

Komunikasi Interpersonal/Antar Pribadi

Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan orang lain  biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya. Adapun tujuan komunikasi interpersonal disini kami cantumkan hanya tiga saja yang kami anggap paling penting, diantaranya:
  1. Menemukan diri sendiri, artinya bila kita sering bergaul atau berinteraksi dengan orang lain maka kita akan belajar banyak tentang diri kita maupun orang lain. Sehingga kita merasa nyaman untuk berbicara tentang apa yang kita sukai bahkan mengenai diri kita pun tak luput menjadi bahan pembicaraan. Sehingga memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
  2. Menemukan dunia luar, dengan komunikasi interpersonal kita akan lebih memahami orang lain dan lingkungan di luar kita. Sehingga informasi yang kita dapat semakin bertambah dan membuka cakrawala kita. Meskipun informasi yang kita dapat banyak dari media massa namun pada akhirnya di dalami dan dipelajari melalui interaksi interpersonal.
  3. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti, salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.

Komunikasi Organisasi

Telah dapat kita pahami bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan. Dari beberapa fungsi komunikasi yang telah tertulis pada pendahulan ada beberapa fungsi lain dari komunikasi, yaitu:

1. Mengendalikan lingkungan fisik & psikis.
2. Menyelesaikan masalah.
3. Mamuaskan rasa penasaran.
4. Menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain.
5. Menunjukan ikatan dengan orang lain.
6. Memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
7. Meningkatkan kesadaran pribadi.
8. Mengembangkan keberadaan suatu masyarakat dan
9. Meningkatkan hubungan sosial kemasyarakatan.

Sedangkan organisasi adalah suatu kesatuan sosila dari kelompok manusia yang saling berinteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setia anggota oarganisasi memiliki tugas dan fungsi, masing-masing mempunyai tujuan tertentu dan batasn yang jelas sehingga bisa dipisahkan secara tegas dari lingkungan. Dan organisasi mempunyai 2 macam yaitu organisasi formal dan informal. Organisasi formal artinya suatu organisasi yang lebih mengutamakan prinsip efesiensi dengan adanya visi dan misi yang teratur dan terkontrol. Golddhaber (1986) memberikan definisi komunikasi organisasi adalah proses penciptaan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.

Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual undestanding) . Pendek kata agar terjadi penyetaraan dalam kerangka referensi, maupun dalam pegalaman.

Berikut ini merupakan pengibaratan fungsi komunikasi dalam organisasi Komunikasi dalam organisasi ibarat darah manusia dalam tubuh saling berpengaruh untuk fungsi keseluruh tubuh/anggota organisasi. Komunikasi sebagai perekat organisasi agar tidak terjadi kesenggangan dalam organisasi. Komunikasi sebagai minyak pelumas yang melicinkan fungsi organisasi sehingga dapat secara mudah mencapai tujuan secara bersama. Komunikasi sebagai pengikat system agar terciptanya keteraturan dalam proses berorganisasi.
Dalam komunikasi organisasi terdapat 3 bentuk proses komunikasi yang berlangsung yaitu:

1. Downward communication (dari atasan ke bawahan) artinya proses komunikasi ini berlangsung dari seseorang yang memiliki jabatan tinggi ke anggotanya dan ini biasanya merupakan suatu perintah.
2. Peer horizontal communication (satu level) artinya proses komunikasi belangsung pada seseorang yang memiliki jabatan yang sama conohnya antar anggota.
3. Upward communication (Bawahan – Atasan) artinya proses komunikasi berlangsung pada anggota kepada atasan, hal ini biasanya merupakan saran atau suatu laporan kegiatan.

Komunikasi Publik

Komunikasi Publik sering pula disebut sebagai komunikasi massa (mass communication), meski komunikasi massa lebih spesifik, yakni komunikasi melalui media massa (communicating with media).

Komunikasi publik lebih luas daripada komunikasi massa. Komunikasi massa ”hanya” menggunakan media massa, seperti suratkabar, majalah, website, radio, dan televisi. Komunikasi publik lebih luas lagi. 
Selain menggunakan media massa, komunikasi publik juga menggunakan e-mail, blog, jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, Yahoo Messengger, Handphone (SMS), dan medium lain yang bisa menjangkau khalayak luas/banyak seperti aksi demo, seminar, diskusi, dan sebagainya.

Jadi, komunikasi publik merupakan kombinasi antara hubungan dengan media masa (media relations), jangkauan komunitas (community outreach), komunikasi krisis (crisis communication), relasi pelanggan (customer relations), perencanaan acara (event planning), komunikasi risiko (risk communication).

Komunikasi Publik adalah penyampaian pesan (message), berupa ide atau gagasa, informasi, ajakan, dan sebagainya kepada orang banyak.

Media Komunikasi Publik
Sarana komunikasi publik yaitu segala saluran yang bisa menyampaikan pesan kepada publik:
  1. Media Massa
  2. Orasi pada rapat umum 
  3. Aksi demonstrasi
  4. Blog
  5. Situs Jejaring Sosial
  6. Kolom komentar di website/blog
  7. E-mail, milis
  8. SMS
  9. Surat
  10. Surat Pembaca
  11. Reklame 
  12. Spanduk
Komunikasi Publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar pesan dapat disampaikan secara efektif dan efisien.

Aktor Komunikasi Publik

Komunikasi Publik dapat diakukan oleh siapa pun, dapat pula dilakukan oleh seorang komunikator publik profesional. Mereka yang termasuk Komunikator Publik Profesional antara lain, manager dan staf PR/Humas, wartawan, penyiar radio, presenter, penyaji ramalan cuaca, dan sebagainya.

Kecanggihan teknologi komunikasi saat ini membuat semua orang bisa melakukan komunikasi publik. Sekadar contoh, jika kita memposting sebuah komentar pada sebuah kolom komentar yang dapat diakses banyak orang, maka itu Komunikasi Publik. Jika kita mengatakan sesuatu di ruang publik yang dapat diakses banyak orang, maka itu Komunikasi Publik.

Ciri utama Komunikasi Publik adalah berisi pesan yang penting diketahui publik –dikenal dengan Informasi Publik. Yang dikomunikasikan menyangkut urusan publik (Public Affairs) atau yang diharapkan menggugah orang banyak.

Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita.

 Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi- keduanya dikenal sebagai media elektronik.

Karakteristik Komunikasi Massa
1.       Ditujukan ke khalayak luas, heterogen, tersebar, anonym serta tidak mengenal batas geografis dan kultural.
2.       Bersifat umum bukan perorangan.
3.       Penyampaian pesan berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak yang luas dalam waktu yang relatif singkat.
4.       Penyampaian pesan cenderung berjalan satu arah.
5.       Kegiatan komunikasi dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisasi.
6.       Kegiatan komunikasi dilakukan secara berkala tidak bersifat temporer. 
7.       Isi pesan mencakup berbagai aspek kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya, dan lain-lain.
 
       Media Komunikasi Massa
 
·          Surat kabar
·          Majalah
·          Televisi
·          Radio
·          Film
       
       Fungsi Media Massa Untuk Individu
 
     ·          Pengawasan atau pencarian informasi
·          Pengembangan diri
·          Fasilitas dalam hubungan sosial
·          Subtitusi dalam hubungan sosial
·          Membantu melegakan emosi/afeksi
·          Sarana pealrian dari ketegangan dan keterasingan
·          Bagian dari kehidupan ritual rutin

Komunikasi Dalam Periklanan



Periklanan (advertising) adalah bentuk- bentuk komunikasi atau presentasi non pribadi produk atau perusahaan yang di kendalikan oleh produsen untuk berkomunikasi dengan pelanggan.
Pada saat ini iklan memang menjadi alat komunikasi yang penting bagi produsen atau perusahaan untuk dapat memperkenalkan produknya agar dapat di kenal oleh masyarakat. Secara umum iklan memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut :

  • Memberikan informasi
Iklan di gunakan oleh produsen atau perusahaan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai produk perusahaan. Informasi – informasi tersebut dapat berupa menjelaskan mengenai kegunaan, kemampuan, cara kerja, keunggulan, kualitas, serta harga produk. Informasi mengenai produk sangat di perlukan apalagi terhadap suatu produk yang baru di pasarkan. Hal ini di lakukan agar konsumen mengetahui bahwa ada produk baru. Tentunya hal tersebut juga dapat membantu bagi produsen atau perusahaan dalam membangun citra produk.

  • Membujuk
Bentuk periklanan ini bersifat membujuk masyarakat untuk melakukan pembelian terhadap produk atau merek perusahaan dan kemudian melakukan pembelian ulang. Tujuannya adalah menciptakan permintaan terhadap produk atau merek tersebut. Hal ini tentu penting bagi produk pada masa persaingan. Dengan berusaha untuk meyakinkan akan keunggulan produk atau merek perusahaan terhadap produk pesaing dan di harapkan dapat mengubah persepsi masyarakat terhadap produk atau merek perusahaan sehingga dapat membujuk masyarakat untuk segera melakukan pembelian serta membujuk konsumen pesaing untuk berpindah ke merek perusahaan.

  • Mengingatkan
Yaitu iklan yang bertujuan mengingatkan kembali kepada masyarakat terhadap produk atau merek perusahaan. Ketika masyarakat membutuhkan produk atau merek tertentu, maka mereka akan mengingat produk atau merek perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya sekarang dan di masa yang akan datang. Periklanan ini sangat bermanfaat bagi produk yang berada pada tahap kedewasaan. Selain itu, bentuk periklanan ini juga berusaha untuk memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa pilihannya tepat.




  • Memberikan Nilai Tambah
Dengan iklan yang efektif dapat memberikan nilai tambah terhadap produk atau merek tertentu sehingga produk atau merek tersebut dapat dipersepsikan lebih mewah, lebih modern, lebih fleksible, lebih bergaya dan lebih bergengsi. Sehingga secara keseluruhannya produk tersebut dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen jika di bandingkan dengan produk pesaing.

  • Mendukung Usaha Promosi Lainnya.
Iklan juga dapat di gunakan untuk membantu meningkatkan komunikasi produk dalam bentuk sales promotion serta membantu pemasaran produk dalam bentuk komunikasi promosi yang lainnya.
Dari penjabaran mengenai fungsi dan manfaat iklan secara umum dapat di ketahui bahwa iklan memiliki peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan dalam memasarkan produk barunnya agar dapat di kenal oleh masyarakat. Dengan menggunakan media iklan, memberikan informasi kepada masyarakat dapat lebih efektif dan dengan biaya yang relative murah.
Tujuan akhir dari periklanan adalah menciptakan mega brand. Tetapi bagi kebanyakan produsen atau perusahaan yang produknya telah menjadi mega brand, mereka menurunkan kualitas produknya sedikit demi sedikit. Akibatnya konsumen akan beralih ke produk lain. Sehingga penting bagi produsen untuk tetap mempertahankan atau meningkatkan kualitas produknya dan terus berinovasi dengan terus menciptakan produk yang sesuai dengan harapan konsumen , dapat pula dilakukan dengan cara membuat tampilan produk se-unik mungkin. Sehingga menjadi suatu ciri khas dari produk dan akan selalu di ingat oleh masyarakat.

Model - Model Komunikasi

Model Laswell

Model komunikasi Laswell :
Who : Komunikator
In which channel : Wahana apa yang mendukung
Whom : Tujuan pesan
With what effect : Dampak/efek/perubahan sikap
Jika model komunikasi tersebut diterapkan dalam pembelajaran serta dikaitkan dengan mata kuliah desain pembelajaran tentang materi tujuan pembelajaran dengan teknik ABCD maka dapat dilihat dari contoh ilustrasi berikut :

Pada suatu kegiatan pembelajaran di kelas 10 SMA, dalam 2 jam pelajaran seorang guru mata pelajaran kimia sedang menjelaskan materi tentang unsur-unsur kimia dalam tabel periodik unsure dengan menampilkan presentasi dengan powerpoint untuk 1 jam pertama. Setelah ia menjelaskan materi tersebut ia kemudian menyuruh para muridnya untuk menghafal unsur-unsur golongan satu seperti dalam penjelasan tadi dalam waktu 1 jam pelajaran selanjutnya.

Dari ilustrasi diatas jika dikaitkan dengan model komunikasi Laswell, serta metode tujuan pembelajaran tipe ABCD maka diperoleh :
Who                             :           Guru Kimia sebagai komunikator

In which channel         :           Powerpoint sebagai media untuk menyampaikan materi,
Dalam hal ini powerpoint juga digunakan sebagai sarana (condition) (C) dalam pembuatan tujuan pembelajaran dengan ABCD.

Whom                         :           Siswa kelas 10 di dalam kelas, para siswa disini juga
termasuk kedalam (Audience) (A) dalam tujuan pembelajaran ABCD yaitu sebagai peserta didik.

With what effect         :           Siswa mampu mengerti serta mampu menyebutkan unsur-
unsur kimia seperti apa yang diperintahkanguru tersebut dalam waktu 1 jam pelajaran, dalam hal ini kemampuan siswa menghafal dan menyebutkan unsur-unsur kimia seperti apa yang diperintahkan masuk ke dalam (Behavior) (B) serta kemampuan siswa menghafal dan menyebutkannya dalam waktu 1 jam pelajaran masuk kedalam (Degree) (D) dalam pembuatan tujuan pembelajaran dengan teknik/metode ABCD.

 Model Edgar Dale


Dale dalam Kerucut Pengalaman Dale (Dale’s Cone Experience) mengatakan:
“hasil belajar seseorang diperoleh melalui pengalaman langsung (kongkrit), kenyataan yang ada dilingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak). Semakin keatas puncak kerucut semakin abstrak media penyampai pesan itu. Proses belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajar”. Pengalama langsung akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba”.
Pembelajaran dikembangkan bila merujuk pada kerucut Edgar Dale diatas maka masuk pada seluruh bagian piramida Dale. Penguatannya pada bagian piramida terbawah yaitu benda tiruan dan pengalaman langsung melalui praktek.
Sedangkan Jarvish seperti gambar berikut, pengalaman terbentuk dari hasil interaksi seseorang dengan orang lain. Pengalaman juga merupakan umpan balik dari hasil refleksi pengalaman itu sendiri. Refleksi pengalaman akan membuat individu mampu mengkoreksi (peneliti: juga meredefinisi) apa yang diyakini sebelumnya. Hasil koreksi pun akan membentuk pengalaman baru setelah terjadi interaksi berikut dan berikutnya.
Pada gambar di atas maka dapat disimpulkan bahwa :
  •  Baca (10 %), Dengar (20%), lihat gambar (30%)
Pada tingkatan ini, penggambaran realitas secara langsung sebagai pengalaman yang kita temui pertama kalinya. Pembelajar masih sebagai partispan, sehingga tingkat pemahamannya pun masih sedikit.
  •  Diskusi (50%) dan Presentasi (70%)
Pada tingkatan ini, pembelajar sudah diberikan suatu bentuk permasalahan, sehingga pembelajar aktif berfikir tentang permasalahan tersebut. Pembelajar masih sebagai partisipan, karena masalah yang diberikan masih berupa permasalahan yang konkrit.
  •  Bermain peran, bersimulasi, melakukan hal nyata (90%)
Pada tingkatan ini, pembelajar sudah bertindak sebagai pengamat. Turun langsung dalam mengamati sebuah permasalahan. Sehingga tingkat pemahamannya pun lebih besar.

Model Schramm


Dari bentuknya, model komunikasi dasar terbagi menjadi 2,yaitu :
· Model komunikasi linear satu arah
· Model komunikasi sirkuler

MODEL-MODEL KOMUNIKASI LINEAR : SATU ARAH
          Model ini didasari paradigma stimulus-respon.Komunikan adalah makhluk pasif, menerima apapun yang disampaikan komunikator kepadanya. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pasif menerima pesan, pesan berlangsung searah dan relatif tanpa umpan balik, karena itu disebut linear. (Model Aristoteles,Model Laswell, Model Braddock,Model Shannon-Weaver)
MODEL-MODEL KOMUNIKASI SIRKULER : DUA ARAH
          Kedudukan komunikator dan komunikan relative setara. Munculnya paradigma baru ini merupakan pemisahan dari paradigma yang lama tentang komunikasi yang linear. Model sirkuler dikritik karena adanya kesamaan tingkat (equality)antara komunikator dan komunikan.(Model Schramm,Model De Fleur,Model Helical Dance)
Model Komunikasi Menurut Schramm;
Schramm membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang dianggap interaksi dua individu.
1. Model yang pertama mirip dengan model Shannon dan Weaver. Schramm menggunakan unsur source dan destination tapi tidak memunculkan transmitter dan receiver, yang ada adalah encoder (alat penyandi) dan decoder (alat penyandi balik). Menurut model ini, source boleh menjadi seorang individu atau organisasi, sinyalnya adalah bahasa dan destination-nya adalah pihak lain kepada siapa sinyal itu ditujukan.Dalam komunikasi lewat radio, encoder dapat berupa microphone dan decoder adalah earphone. Dalam komunikasi antarmanusia source dan encoder adalah satu orang sementara decoder dan destination pada sisi yang lainnya.
2. Dalam modelnya yang kedua, Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaran-lah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Itulah sebabnya pada modelnya yang kedua ia mulai menyatukan source (sumber) dengan encoder(alat penyandi) yang semula terpisah. Demikian pula halnya dengan decoder (alat penyandi balik) yang ditempelkan dengan destination (tujuan/sasaran). Selain itu, ia menambah unsur field of experience (bidang pengalaman) yang dimiliki kedua pelaku komunikasi. Source menyandi (encode) dan destination menyandi balik (decode) pesan berdasarkan pengalaman yang dimiliki masing-masing. Semakin besar luas bidang pengalaman source yang berhimpitan dengan bidang pengalaman destination, semakin mudah komunikasi dilakukan. Bila kedua bidang itu tidak bertautan atau sangat sedikit pertautannya artinya
3. Di Model ketiga, Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang melakukan fungsi encoder/encoding(menyandi), interpreter/interpreting (menafsirkan), decoder/ decoding (menyandi-balik), mentransmisikan dan menerima sinyal., Di sini kita melihat umpan balik(message) dan ”lingkaran” yang berkelanjutan untuk berbagi informasi.
          Pada model ketiga ini, Schramm bekerjasama dengan Osgood sehingga dikenal sebagai model sirkular Osgood dan Schramm (The Osgood and Schramm Circular Model) Menurut Schramm seperti ditunjukan pada model ini, jelas bahwa setiap orang dalam proses komunikasi dapat sekaligus sebagai encoder dan decoder yang secara konstan menyandi balik tanda-tanda disekitar kita. Memberikan kode bisa juga disebut chanel, sedangkan proses kembali pesan tersebut disebut feedback atau umpan balik yang memainkan peran sangat penting dalam komunikasi. Karena itu memberi tahu kita bagaimana pesan yang kita tafsirkan baik dalam bentuk kata-kata sebagai jawaban, anggukan kepala, gelengan kepala, salah satu alis yang dinaikan dan sebagainya. Begitu juga dalam surat pembaca di media cetak seperti surat kabar. Surat pembaca ditujukan kepada redaksi sebagai protes atas editorial yang ditulis pada surat kabar tersebut ataupun tepuk tangan pendengar ceramah.


Jenis - Jenis Komunikasi

Verbal
 
Komunikasi Verbal itu adalah komunikasi yang paling sering kita pakai dalam berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi Verbal itu dilakukan melalui lisan dan tulisan, dengan berbicara atau menulis pesan. Bisa secara langsung (face-to-face) atau melalui media. Contohnya seperti kita mengungkapkan perasaan, memberikan gagasan, emosi, berbicara di telepon, menulis pesan singkat elektronik, menyampaikan informasi saat berbincang, bertukar pikiran bahkan saat kita emosi dan marah.
Ciri-ciri Komunikasi Verbal adalah:
  • disampaikan secara lisan atau tulisan
  • proses nya eksplisit dan cenderung 2 arah (ada umpan balik)
  • kualitas prosesnya seringkali ditentukan oleh komunikasi non verbal
  • diskrit
Komunikasi Verbal itu punya unsur penting didalamnya, yang mendukung mereka, unsur-unsur itu adalah:
1. Bahasa. Bahasa adalah sistem lambang yang memungkinkan orang lain untuk berbagi makna, dan setiap negara memiliki bahasa nya masing-masing agar sesama warga paham apa maksud warga-warga yang lain. Bahasa juga mempunyai fungsi, fungsi-fungsi itu adalah
  • Untuk mempelajari tentang dunia disekeliling kita
  • Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia
  • Untuk membuat ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia
2. Kata-kata berhubungan erat dengan pikiran orang lain.
Dan ternyata, bahasa kita itu terbatas. Porsinya jika dibandingkan dengan komunikasi non verbal, hanya 35% dari 100% proses komunikasi yang kita lakukan. Berikut merupakan beberapa keterbatasan berbahasa :
  • Pertama, jumlah kata untuk mewakili suatu objek itu tidak semuanya ada. Seperti kata yang tepat untuk derajat suhu yang , yang lebih panas dari hangat tapi lebih dingin dari panas.
  • ambigu/konteksual karena setiap orang mempunyai interpretasi dan presepsi yang berbeda-beda
  • percampuradukan fakta dan penafsiran. contohnya, ketika kita ngelihat wanita sedang memotong tangkai bunga, ada orang yang menafsirkan kalau wanita itu sedang mengisi waktu luang. penafsiran itu bisa benar jika, si wanita itu adalah ibu rumah tangga yang sedang santai merawat bunga. dan orang lain menafsirkan bahwa wanita itu sedang bekerja. penafsiran itu pun bisa benar apabila wanita itu memang bekerja sebagai tukang kebun.
Faktor yang memengaruhi komunikasi Verbal adalah inteligensi. Orang yang berinteligensi rendah akan sulit menerima maksud atau pesan dari orang yang berinteligensi tinggi, karena orang yang ber inteligensi rendah pembendaharaan katanya kurang.
Komunikasi Verbal itu adalah komunikasi yang paling sering kita pakai dalam berinteraksi dengan orang lain. Komunikasi Verbal itu dilakukan melalui lisan dan tulisan, dengan berbicara atau menulis pesan. Bisa secara langsung (face-to-face) atau melalui media. Contohnya seperti kita mengungkapkan perasaan, memberikan gagasan, emosi, berbicara di telepon, menulis pesan singkat elektronik, menyampaikan informasi saat berbincang, bertukar pikiran bahkan saat kita emosi dan marah.
Ciri-ciri Komunikasi Verbal adalah:
  • disampaikan secara lisan atau tulisan
  • proses nya eksplisit dan cenderung 2 arah (ada umpan balik)
  • kualitas prosesnya seringkali ditentukan oleh komunikasi non verbal
  • diskrit
Komunikasi Verbal itu punya unsur penting didalamnya, yang mendukung mereka, unsur-unsur itu adalah:
1. Bahasa. Bahasa adalah sistem lambang yang memungkinkan orang lain untuk berbagi makna, dan setiap negara memiliki bahasa nya masing-masing agar sesama warga paham apa maksud warga-warga yang lain. Bahasa juga mempunyai fungsi, fungsi-fungsi itu adalah
  • Untuk mempelajari tentang dunia disekeliling kita
  • Untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia
  • Untuk membuat ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia
2. Kata-kata berhubungan erat dengan pikiran orang lain.
Dan ternyata, bahasa kita itu terbatas. Porsinya jika dibandingkan dengan komunikasi non verbal, hanya 35% dari 100% proses komunikasi yang kita lakukan. Berikut merupakan beberapa keterbatasan berbahasa :
  • Pertama, jumlah kata untuk mewakili suatu objek itu tidak semuanya ada. Seperti kata yang tepat untuk derajat suhu yang , yang lebih panas dari hangat tapi lebih dingin dari panas.
  • ambigu/konteksual karena setiap orang mempunyai interpretasi dan presepsi yang berbeda-beda
  • percampuradukan fakta dan penafsiran. contohnya, ketika kita ngelihat wanita sedang memotong tangkai bunga, ada orang yang menafsirkan kalau wanita itu sedang mengisi waktu luang. penafsiran itu bisa benar jika, si wanita itu adalah ibu rumah tangga yang sedang santai merawat bunga. dan orang lain menafsirkan bahwa wanita itu sedang bekerja. penafsiran itu pun bisa benar apabila wanita itu memang bekerja sebagai tukang kebun.
Faktor yang memengaruhi komunikasi Verbal adalah inteligensi. Orang yang berinteligensi rendah akan sulit menerima maksud atau pesan dari orang yang berinteligensi tinggi, karena orang yang ber inteligensi rendah pembendaharaan katanya kurang.


Non Verbal

Komunikasi Non Verbal adalah komunikasi tanpa kata-kata yang sifatnya spontan. Dalam berkomunikasi, komunikasi non verbal hampir secara otomatis dilakukan karena komunikasi non verbal bersifat tetap dan selalu ada. seperti volume saat berbicara, fitur, lingkungan yang memenuhi interaksi, pakaian dan penampilan. Bentuk-bentuk komunikasi non verbal bisa dalam bentuk bahasa tubuh (body language), tanda (sign), tindakan (action), atau objek (object).
  • Bahasa tubuh bisa berupa bentuk raut wajah, gerak kepala, gerak tangan, gerak kaki, dan gerak tubuh mengungkapkan berbagai perasaan, pikiran kita, isi hati kita, kehendak dan sikap orang.
  • Tanda untuk mengganti kata-kata seperti rambu, bendera, aba-aba dalam olahraga.
  • Tindakan dimunculkan untuk mengganti kata-kata juga. Contohnya, saat kita sedang marah tetapi kita memilih untuk tidak berbicara, kita pergi meninggalkan suasana itu, atau menutup pintu kamar kencang-kencang saat dimarahi orang tua.
  • Objek. untuk menyampaikan arti tertentu seperti pakaian, aksesori, dandan, perabot rumah harta beda, hadiah. ‘
Studi Albert Mahrabian (1971) menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan orang itu 7% verbal, 38% vokal suara dan 55% dari ekspresi muka.
Ciri-ciri komunikasi Non Verbal
  • Disampaikan dengan isyarat (gesture), gerak-gerik (movement), postur (tipologi), parabahasa, sentuhan, penampilan fisik, ruang, jarak waktu, konsumer produk dan artefak.
  • Proses komunikasi implisit dan dapat terjadi satu arah atau dua arah.
  • Kualitas proses komunikasi bergantung pada pemahaman terhadap persepsi orang lain.
  • Lebih dapat dipercaya (Anderson, 1999)
  • Multi disalurkan (kita memeluk sambil berkata I love you. (Anderson, 1999)
  • Bersifat terus menerus. (Anderson, 1999)
Fungsi Komunikasi Non Verbal menurut Mark. L. Knapp (1972)
  • Repetisi, mengulang kembali pesan yang disampaikan secara verbal.Contoh: Kita mengangguk ketika mengatakan ”ya”, dan geleng-geleng kepala saat mengatakan ”tidak”.
  • Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal.
    Contoh: telapak tangan penghadap ke depan sebagai pengganti kata ”tidak” pas pengamen menghampiri mobil kita.
  • Kontradiksi, yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal.
    Contoh: Suami mengatakan ”bagus” saat diminta komentar istrinya mengenai gaun yang baru dibeli sambil matanya gak lepas dari koran.
  • Komplemen, melengkapi dan memperkaya makna nonverbal.
    Contoh: Anda melambaikan tangan saat mengatakan ”selamat jalan”.
  • Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahinya. Contoh: Mahasiswa membereskan buku-buku atau melihat jam tangan saat jam kuliah berakhir, agar dosen segera menutup jam kuliah.
Hambatan-hambatan dalam komunikasi Non Verbal.
Pemahaman. Kesalahpahaman bisa aja terjadi, karena komunikasi nonverbal:
  • Sifatnya insting dan tidak bisa dipelajari
  • Keyakinan fenomena nonverbal seperti ekspresi wajah dan postur tubuh merefleksikan ciri biologis dan kematangan yang bersifat herediter dari komunikator
  • Banyaknya gerak isyarat yang dipakai dalam berkomunikasi membuat jadi sulit untuk dipelajari secara praktis dan sistematis dalam hubungannya dengan perilaku manusia
  • Hambatan metodologi yaitu hambatan karena peralatan yang diperlukan untuk mempelajari komunikasi non verbal itu mahal.